BAB
7
KOMUNIKASI
KELOMPOK
7.1 ANALISIS PROSES
INTERAKSI
Pada awal bab komunikasi kelompok
ini kita akan membahas satu teori klask yang dinamakan analisis proses
interaksi” yang memberikan pengaruh besar pada teori komunikasi kelompok. Teori
ini membahas jenis-jenis pesan yang disampaikan orang dalam kelompok dan
bagaimana pesan itu memngaruhi peran dan kepribadian kelompok.
Menurut Bales, analisis proses
interaksi terdiri atas 6 kategori yaitu:
1. Jika
masing-masing anggota kelompok saling memberikan cukup informasi, maka kelompok
bersangkutan akan mengalami “masalah komunikasi”
2. Jika
masing-masing anggota kelompok tidak saling memberikan pendapat maka kelompok
bersangkutan akan mengalami “masalah evaluasi”.
3. Jika
masing-masing anggota kelompok tidak saling bertanya dan memberika saran, maka
kelompok akan mengalami “maslah pengawasan”.
4. Jika
masing-masing anggota kelompok tidak bisa mencapai kesepakatan maka mereka akan
mendapat “masalah keputusan”.
5. Jika
tidak terdapat cukup dramatisasi maka akan muncul “masalah ketegangan”.
6. Jika
anggota kelompok tidak ramah dan bersahabat maka akan terdapat “masalah
integrasi” yang berarti kelompok itu tidak mampu membangun kembali suatu”
perasaan kita” atau kesatuan (cohesiveness) dalam kelompok bersangkutan.
Kita dapat dengan mudah melihat
bagaimana penerapan gagasan bales ini dalam kehidupan sehari-hari.misalnya anda
adalah salah satu anggota kelompok yang tengah mengerjakan tugas penelitian
dari dosen. Tugas kelompo adalah menentuan topi atau tema penelitian,
melasaannya, dan menyusu laporan.
Posisi seseorang bergantung pada
uadrat dimana orang itu muncul (misalnya, dominan, bersahabat, dan
instrumental).
l Jika
cara berbicara anda cenderung domain, tida bersahabat, dan emosional maa anda
akan dipandang anggota lain sebagai orang yang jahat dan kasar.
l jika
cara bebicara domain, besahabat dan instrumental, maka anda kemungkinan
dihargai sebagai pemimpin pekerjaan yang suka menolongg.
l jika
anda cenderung penurut, tidak bersahabat dan emosional, maka anda kana
dipandang sebagai orang yang suka cemberut dan membawa pengaruh negatif.
Karena
ketiga dimensi tersebut merupakan variable maka kita dapat memberikan nilai
atau skor seperti tinggi, sedang, atau rendah pada setia anggota, denga
demikian tipe atau jenis anggota tidak bersifat absolute tetapi campuran.
7.2
LINGKUNGAN, SISTEM, DAN KONTEKS
Teori-teori yang terdapat pada tradisi sibernetika
memiliki kedudukan sangat penting untuk membantu kita memahami sifat-sifat
kelompok secara sistematis. Walaupun
beberapa teori yang berada dalam tradisi ini terkadang sangat bervariasi atau
beragam namun keseluruhan teori-teori sibernetika mengingatkan kita pada kenyataan
bahwa kelompok adalah bagian dari system yang lebih besar dari proses
interaksi.
7.2.1
Teori Kelompok Tepercaya
Proses
analisis proses interaksi yang dikemukakan Robert Bales yang telah kita
bahas sebelumnya merupakan contoh teori
yang memandang kelompok sebagai
sekumpulan orang tidak yang tidak oleh dunia luar. Namun sebenarnya,
kelompok tidaklah dapat dipisahkan dari
lingkungan luar lebih luas. Linda Putnam dan Cynthia Stohl melontarkan kritik
terhadap gagasan Robert Bales tersebut dengan mengemukakan teori yang disebut
“teori kelompok bonafide” (bona fide group theory).
7.2.2
Model Masukan Proses Hasil
Kelompok
sering kali dipandang sebagai system sibernetika dimana informasi dan pengaruh
masuk ke dalam kelompok (disebut dengan masukan atau input). Kelompok kemudian
mengolah masukkan yang diterimanya(proses) sehingga menjadi hasil (output).
Hasil ini kemudian memengaruhi
lingkungan yang nantinya akan kembali menjadi masukkan bagi kelompok
bersangkutan. Gagasan ini dikenal dengan sebutan model masukkan proses hasil
(input-proses-output model).
7.3
Analisis Interaksi
Aubrey
Fisher dan Leonard Hawes menilai teori analisis proses interaksi oleh Robert
Bales yang telah kita pelajari sebelumnya, yang menjelas mengenai komunikasi
kelompok, sebagai model teori yang terlalu menekan pada perilaku individu, dan
mereka menyebut model bales ini sebagai human system model (model system
manusia). Menurut Fisher dan Hawes, model
yag diajurkan Robert Bales kurang tepat menggambarkan komunikasi
kelompok, dan mereka mengajukan
model yang dinilai cocok yang disebut
interact system model (model system interaksi) yang tidak memfokuskna pada
tindakan individu tetapi pada “interaksi” (interact)”.
Fisher
mengemukakan adanya empat tahap yang harus dilalui suatu kelompok tugas sebelum
mengambil keputusan .
1. Tahap
Orientasi
Tahap orientasi mencakup tindakan
seperti mengenai masalah, melalukan klarifikasi, dan mengemukakan pendapat
awal. Suatu tingkah atau level pertujuan yang yang besar menjadi cirri dari
tahapan ini, dalam hal tidak terdapat persetujuan yang besar mka segala
pandangan adalah belum mantap atau belum
pasti dan masih bersifat sementara.
2. Tahap
Konflik
Tahap Konflik juga melibatkan
penolakan yang cukup tinggi. Pada tahap kedua ini, orang mulai memeprkuat sikap
mereka sehingga menghasilkan banyak mengelompokan atau polarisasi.
3. Tahap
Kemunculan
Pada Tahap ketiga, koalisi yang timbul pada tahap
kedua cenderung mulai menghilang. Tahap ini disebut juga dengan nama tahap
kemunculan (emergence). Di sini
tanda-tanda permulaan adanya kerja sama mulai terlihat. Anggota tidak lagi
terlalu ngotot dalam memepertahankan gagasannya.
4. Tahap
Penguatan
Tahap keempat atau terakhir adalah tahap
penguatan (reinforcement), keputusan kelompok menguat dan keputusan itu juga
menerima penguatan dari anggota lainnya.
Anggota kelompok menyatu dan mendukung solusi atau keputusan yang sudah dibuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar