Senin, 12 Januari 2015



BAB 7

KOMUNIKASI KELOMPOK

7.1 ANALISIS PROSES INTERAKSI

Pada awal bab komunikasi kelompok ini kita akan membahas satu teori klask yang dinamakan analisis proses interaksi” yang memberikan pengaruh besar pada teori komunikasi kelompok. Teori ini membahas jenis-jenis pesan yang disampaikan orang dalam kelompok dan bagaimana pesan itu memngaruhi peran dan kepribadian kelompok.
Menurut Bales, analisis proses interaksi terdiri atas 6 kategori yaitu:
1.      Jika masing-masing anggota kelompok saling memberikan cukup informasi, maka kelompok bersangkutan akan mengalami “masalah komunikasi”
2.      Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling memberikan pendapat maka kelompok bersangkutan akan mengalami “masalah evaluasi”.
3.      Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling bertanya dan memberika saran, maka kelompok akan mengalami “maslah pengawasan”.
4.      Jika masing-masing anggota kelompok tidak bisa mencapai kesepakatan maka mereka akan mendapat “masalah keputusan”.
5.      Jika tidak terdapat cukup dramatisasi maka akan muncul “masalah ketegangan”.
6.      Jika anggota kelompok tidak ramah dan bersahabat maka akan terdapat “masalah integrasi” yang berarti kelompok itu tidak mampu membangun kembali suatu” perasaan kita” atau kesatuan (cohesiveness) dalam kelompok bersangkutan.

Kita dapat dengan mudah melihat bagaimana penerapan gagasan bales ini dalam kehidupan sehari-hari.misalnya anda adalah salah satu anggota kelompok yang tengah mengerjakan tugas penelitian dari dosen. Tugas kelompo adalah menentuan topi atau tema penelitian, melasaannya, dan menyusu laporan.

Posisi seseorang bergantung pada uadrat dimana orang itu muncul (misalnya, dominan, bersahabat, dan instrumental).
l Jika cara berbicara anda cenderung domain, tida bersahabat, dan emosional maa anda akan dipandang anggota lain sebagai orang yang jahat dan kasar.
l jika cara bebicara domain, besahabat dan instrumental, maka anda kemungkinan dihargai sebagai pemimpin pekerjaan yang suka menolongg.
l jika anda cenderung penurut, tidak bersahabat dan emosional, maka anda kana dipandang sebagai orang yang suka cemberut dan membawa pengaruh negatif.

Karena ketiga dimensi tersebut merupakan variable maka kita dapat memberikan nilai atau skor seperti tinggi, sedang, atau rendah pada setia anggota, denga demikian tipe atau jenis anggota tidak bersifat absolute tetapi campuran.

7.2 LINGKUNGAN, SISTEM, DAN KONTEKS
Teori-teori  yang terdapat pada tradisi sibernetika memiliki kedudukan sangat penting untuk membantu kita memahami sifat-sifat kelompok secara  sistematis. Walaupun beberapa teori yang berada dalam tradisi ini terkadang sangat bervariasi atau beragam namun keseluruhan teori-teori sibernetika mengingatkan kita pada kenyataan bahwa kelompok adalah bagian dari system yang lebih besar dari proses interaksi.

7.2.1 Teori Kelompok Tepercaya
Proses analisis proses interaksi yang dikemukakan Robert Bales yang telah kita bahas  sebelumnya merupakan contoh teori yang memandang  kelompok sebagai sekumpulan orang tidak yang tidak oleh dunia luar. Namun sebenarnya, kelompok  tidaklah dapat dipisahkan dari lingkungan luar lebih luas. Linda Putnam dan Cynthia Stohl melontarkan kritik terhadap gagasan Robert Bales tersebut dengan mengemukakan teori yang disebut “teori kelompok bonafide” (bona fide group theory).

7.2.2 Model Masukan Proses Hasil
Kelompok sering kali dipandang sebagai system sibernetika dimana informasi dan pengaruh masuk ke dalam kelompok (disebut dengan masukan atau input). Kelompok kemudian mengolah masukkan yang diterimanya(proses) sehingga menjadi hasil (output). Hasil ini kemudian memengaruhi  lingkungan yang nantinya akan kembali menjadi masukkan bagi kelompok bersangkutan. Gagasan ini dikenal dengan sebutan model masukkan proses hasil (input-proses-output model).

7.3 Analisis Interaksi
Aubrey Fisher dan Leonard Hawes menilai teori analisis proses interaksi oleh Robert Bales yang telah kita pelajari sebelumnya, yang menjelas mengenai komunikasi kelompok, sebagai model teori yang terlalu menekan pada perilaku individu, dan mereka menyebut model bales ini sebagai human system model (model system manusia). Menurut Fisher dan Hawes, model  yag diajurkan Robert Bales kurang tepat menggambarkan komunikasi kelompok, dan  mereka mengajukan model  yang dinilai cocok yang disebut interact system model (model system interaksi) yang tidak memfokuskna pada tindakan individu tetapi pada “interaksi” (interact)”.
Fisher mengemukakan adanya empat tahap yang harus dilalui suatu kelompok tugas sebelum mengambil keputusan .
1.      Tahap Orientasi
Tahap orientasi mencakup tindakan seperti mengenai masalah, melalukan klarifikasi, dan mengemukakan pendapat awal. Suatu tingkah atau level pertujuan yang yang besar menjadi cirri dari tahapan ini, dalam hal tidak terdapat persetujuan yang besar mka segala pandangan adalah belum mantap atau belum  pasti dan masih bersifat sementara.
2.      Tahap Konflik
Tahap Konflik juga melibatkan penolakan yang cukup tinggi. Pada tahap kedua ini, orang mulai memeprkuat sikap mereka sehingga menghasilkan banyak mengelompokan atau polarisasi.
3.      Tahap Kemunculan
Pada  Tahap ketiga, koalisi yang timbul pada tahap kedua cenderung mulai menghilang. Tahap ini disebut juga dengan nama tahap kemunculan  (emergence). Di sini tanda-tanda permulaan adanya kerja sama mulai terlihat. Anggota tidak lagi terlalu ngotot dalam memepertahankan gagasannya.
4.      Tahap Penguatan
Tahap keempat atau terakhir adalah tahap penguatan (reinforcement), keputusan kelompok menguat dan keputusan itu juga menerima penguatan dari  anggota lainnya. Anggota kelompok menyatu dan mendukung solusi atau keputusan yang sudah dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar