Senin, 12 Januari 2015



BAB 6

HUBUNGAN

Topik yang membahas hubungan atau relationship merupakan salah satu topik dalam ilmu komunikasi yang paling bnayak menarik perhatian karena mengandung banyak sekali aspek menarik di dalamnya. Menurut kamus Longman pengertian hubungan (relatinship) adalah “the way in which two people or two groups feel about each other and behave toward each other” (cara dua orang atau dua kelompok merasakan satu dengan yang lainnya dan cara mereka bertingkah laku satu dengan yang lainnya.
Hal yang lebih menarik dalam hubungan adalah orang sering kali bernegosiasi dengan dirinya mengenai topik apa saja yang dapat dibicarakan dengan orang lain dan seberapa banyak   informasi yang dapatdisampaikan. Topik yang membahas hal-hal apa saja yang bersifat terbuka (disclosure) dalam suatu hubungan merupakan topik yang menarik bagi para ahli teori (teoritisi) ilmu komunikasi.

6.1 Pola Interksi Hubungan

Hubungan bukan interaksi yangbersfat statis tetapi memiliki pola-pola interaksi tertentu dimana tindakan dan kata-kata seseorang mempengaruhi bagaimana orang yang kita lakukan dan apa kita katakan dengan reaksi orang lain, dan dalam perkembangan sepanjang waktu hubungan akan memiliki suatu jenis karakter tertentu. Tradisi sibernitika memiliki pandangan bahwa orang akan terus menerus melakukan adaptasi terhadap prilaku berdasarkan umpan balik dari oranglain, dan dalam suatu hubungan, adabtasi itu dilakukan semuapihak secara bersama-sama.
Interaksi diantara tetangga menghasilkan hubungan yaNg setara namun satuan (equal –Anda polite relationship).dalam hal ini, terdapat banyak aturan yang tidak dinyatakan secara tegas (implisit) pada setiap hubungan, apakah itu hubungan persahabatan, bisnis, cinta, keluarga dan sebagainya, dan hubungan ini dapat berubah ketika pola-pola interaksi berubah.
Hubungan komplementer (complementary relationship) terjadijika komukator memberikan tanggapan dengan arah yang berbedah atau berlawanan. Jika seseorang menunjukkan perilaku kekuasaan (domain,maka pihak lainnya bersikap patuh ; jika seorang bersikap argumentatif atau suka berdebat maka pihak lain justru berprilaku diam; bila yang satu menerima maka yang lain menolak.

1.2  SKEMA HUBUNGAN KELUARGA

Perilaku interpersonal telah menjadi topik penting dalam ilmu psikologi sosial, dan sejumlah besar penelitian pada ranah ilmu komunikasi banyak dipengaruhi ilmu psikologi sosial ini.
Selama bertahun-tahun Mary Anne Fitzpatrick dan rekannya telah mengembangkan serangkaian riset dan teori mengenai  keluarga. Sebagai suatu teori sosiopsikologi, penelitian ini melihat pada-cara –cara anggota keluarga sebagai individu berfikir mengenai keluarga, dan menggunakan cara berpikir mereka sebagai dasar untuk menentukan tife keluarga. Skema hubungan dikelompokkan kedalam sejumlah level atau tingkatan mulai dari umum hingga khusus yang mencangkup pengetahuan mengenai hubungan sosial pada umumnya, pengetahuan mengenai tipe-tipe hubungan, dan pengetahuan mengenai hubungan khusus. Dengan demikian skema keluar keluarga mencakup tiga hal, yaitu:
1.      Apa yang diketahui seseorang mengenai hubungan secara umum
2.      Apa yang  diketahuinya mengenai hubungan keluarga sebagai suatu tipe.
3.      Apa yang diketahui mengenai hubungan dengan anggota keluarg lainnya.
Interaksi seseorang dengan anggota keluarga lainnya pada waktu  tetentu akan diarakan pertama-tama oleh skema umum.
Menurut Fitzpatrick dan rekan, komunikasi keluarga tidakla bersifat acak (random), tetapi sangat berpola berdasakan atas skema-skema tertentu yang menentukan bagaimana anggota keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Skema-skema ini terdidir atas pengetahuan mengenai: (1) seberapa intim suatu keluarga ;( 2) derajat individualitas dalam keluarga ; dan (3) faktor eksternal keluarga, seperti teman, jarak geografis, pekerjaan, dan hal-hal lainnya diluar keluarga.

1.      Tipe Konsensual
Tipe keluarga yang pertama adalah konsensual, yaitu keluarga yang sanagat sering melakukan percakapan namun juga memiliki kepatuhan yang tinggi. Keluarga tipe ini suka sekali ngobrol bersama tetapi pemegang otoritas keluarga, dalam hal ini  orang tua, adalah pihak yang membuat keputusan.
2.      Tipe Pluralistis
Tipe keluarga kedua adalah pluralistis, yaitu keluarga yang sangat sering melakukan percakapan namun memiliki kepatuhan yang renda. Anggota keluarga pada tipe pluralistis ini sering sekali berbicara secara terbuka, tetapi setiap orang dalaam keluarga akan membuat keputusannya masing-masing.
3.      Tipe Protektif
Tipe keluarga ketiga adalah protektif yaitu keluarga yang jarang melakukan percakapan namun memiliki kepatuhan yang tinggi, jadi terdapat bnyak sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit komunikasi.
4.      Tipe Laissez-Faire
Tipe keluarga terakhir adalah keluarga yang jarang melakukan percakapan dan juga memilki kepatuhan yang rendah dan tipe ini disebut dengan laissez-faire , lepas tanagan dengan keterlibatan rendah.

1.3  TEORI PENETRASI SOSIAL

Keterbukaan diri (self-disclosure) telah menjadi salah satu topik dalam teori komunikasi sejak tahun 1960-an. Teori penetrasi sosial berupaya mengindetifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain.


1.4  MENGELOLA PERBEDAAN

Pada bagaian ini kita dapat membahas topik yang menjadi perhatian tradisi sosiokultural yaitu bagaimana manusia dapat mengelolah berbagai perbedaan yang muncul dalam hubungan dengan manuasi lainnya sehingga mereka tetap mampu melanjutkan interksi dan komunikasi mereka. Jika kita membandingkan anatara tradisi sosiokulturasi dan soopsikologi yang telah kita bahas sebelumnya, maka kita akan melihat sesuatu perubahan yang dramatis dalam cara pandangan diantara kedua tradisi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar