BAB 6
HUBUNGAN
Topik yang membahas hubungan atau
relationship merupakan salah satu topik dalam ilmu komunikasi yang paling
bnayak menarik perhatian karena mengandung banyak sekali aspek menarik di
dalamnya. Menurut kamus Longman pengertian hubungan (relatinship) adalah “the way in which two people or two groups
feel about each other and behave toward each other” (cara dua orang atau
dua kelompok merasakan satu dengan yang lainnya dan cara mereka bertingkah laku
satu dengan yang lainnya.
Hal yang lebih
menarik dalam hubungan adalah orang sering kali bernegosiasi dengan dirinya
mengenai topik apa saja yang dapat dibicarakan dengan orang lain dan seberapa
banyak informasi yang dapatdisampaikan.
Topik yang membahas hal-hal apa saja yang bersifat terbuka (disclosure) dalam
suatu hubungan merupakan topik yang menarik bagi para ahli teori (teoritisi)
ilmu komunikasi.
6.1 Pola
Interksi Hubungan
Hubungan bukan
interaksi yangbersfat statis tetapi memiliki pola-pola interaksi tertentu
dimana tindakan dan kata-kata seseorang mempengaruhi bagaimana orang yang kita
lakukan dan apa kita katakan dengan reaksi orang lain, dan dalam perkembangan
sepanjang waktu hubungan akan memiliki suatu jenis karakter tertentu. Tradisi
sibernitika memiliki pandangan bahwa orang akan terus menerus melakukan
adaptasi terhadap prilaku berdasarkan umpan balik dari oranglain, dan dalam
suatu hubungan, adabtasi itu dilakukan semuapihak secara bersama-sama.
Interaksi
diantara tetangga menghasilkan hubungan yaNg setara namun satuan (equal –Anda
polite relationship).dalam hal ini, terdapat banyak aturan yang tidak
dinyatakan secara tegas (implisit) pada setiap hubungan, apakah itu hubungan
persahabatan, bisnis, cinta, keluarga dan sebagainya, dan hubungan ini dapat
berubah ketika pola-pola interaksi berubah.
Hubungan
komplementer (complementary relationship) terjadijika komukator memberikan
tanggapan dengan arah yang berbedah atau berlawanan. Jika seseorang menunjukkan
perilaku kekuasaan (domain,maka pihak lainnya bersikap patuh ; jika seorang
bersikap argumentatif atau suka berdebat maka pihak lain justru berprilaku
diam; bila yang satu menerima maka yang lain menolak.
1.2 SKEMA HUBUNGAN KELUARGA
Perilaku
interpersonal telah menjadi topik penting dalam ilmu psikologi sosial, dan
sejumlah besar penelitian pada ranah ilmu komunikasi banyak dipengaruhi ilmu
psikologi sosial ini.
Selama
bertahun-tahun Mary Anne Fitzpatrick dan rekannya telah mengembangkan
serangkaian riset dan teori mengenai
keluarga. Sebagai suatu teori sosiopsikologi, penelitian ini melihat
pada-cara –cara anggota keluarga sebagai individu berfikir mengenai keluarga,
dan menggunakan cara berpikir mereka sebagai dasar untuk menentukan tife
keluarga. Skema hubungan dikelompokkan kedalam sejumlah level atau tingkatan
mulai dari umum hingga khusus yang mencangkup pengetahuan mengenai hubungan
sosial pada umumnya, pengetahuan mengenai tipe-tipe hubungan, dan pengetahuan
mengenai hubungan khusus. Dengan demikian skema keluar keluarga mencakup tiga
hal, yaitu:
1.
Apa
yang diketahui seseorang mengenai hubungan secara umum
2.
Apa
yang diketahuinya mengenai hubungan
keluarga sebagai suatu tipe.
3.
Apa
yang diketahui mengenai hubungan dengan anggota keluarg lainnya.
Interaksi
seseorang dengan anggota keluarga lainnya pada waktu tetentu akan diarakan pertama-tama oleh skema
umum.
Menurut
Fitzpatrick dan rekan, komunikasi keluarga tidakla bersifat acak (random),
tetapi sangat berpola berdasakan atas skema-skema tertentu yang menentukan
bagaimana anggota keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Skema-skema
ini terdidir atas pengetahuan mengenai: (1) seberapa intim suatu keluarga ;( 2)
derajat individualitas dalam keluarga ; dan (3) faktor eksternal keluarga,
seperti teman, jarak geografis, pekerjaan, dan hal-hal lainnya diluar keluarga.
1.
Tipe
Konsensual
Tipe keluarga
yang pertama adalah konsensual, yaitu keluarga yang sanagat sering melakukan
percakapan namun juga memiliki kepatuhan yang tinggi. Keluarga tipe ini suka
sekali ngobrol bersama tetapi pemegang otoritas keluarga, dalam hal ini orang tua, adalah pihak yang membuat
keputusan.
2.
Tipe
Pluralistis
Tipe keluarga
kedua adalah pluralistis, yaitu keluarga yang sangat sering melakukan
percakapan namun memiliki kepatuhan yang renda. Anggota keluarga pada tipe
pluralistis ini sering sekali berbicara secara terbuka, tetapi setiap orang
dalaam keluarga akan membuat keputusannya masing-masing.
3.
Tipe
Protektif
Tipe keluarga
ketiga adalah protektif yaitu keluarga yang jarang melakukan percakapan namun
memiliki kepatuhan yang tinggi, jadi terdapat bnyak sifat patuh dalam keluarga
tetapi sedikit komunikasi.
4.
Tipe
Laissez-Faire
Tipe keluarga
terakhir adalah keluarga yang jarang melakukan percakapan dan juga memilki
kepatuhan yang rendah dan tipe ini disebut dengan laissez-faire , lepas tanagan
dengan keterlibatan rendah.
1.3 TEORI PENETRASI SOSIAL
Keterbukaan diri
(self-disclosure) telah menjadi salah satu topik dalam teori komunikasi sejak
tahun 1960-an. Teori penetrasi sosial berupaya mengindetifikasi proses
peningkatan keterbukaan dan keintiman seseorang dalam menjalin hubungan dengan
orang lain.
1.4 MENGELOLA PERBEDAAN
Pada bagaian ini
kita dapat membahas topik yang menjadi perhatian tradisi sosiokultural yaitu
bagaimana manusia dapat mengelolah berbagai perbedaan yang muncul dalam
hubungan dengan manuasi lainnya sehingga mereka tetap mampu melanjutkan
interksi dan komunikasi mereka. Jika kita membandingkan anatara tradisi
sosiokulturasi dan soopsikologi yang telah kita bahas sebelumnya, maka kita
akan melihat sesuatu perubahan yang dramatis dalam cara pandangan diantara
kedua tradisi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar