BAB
3
INDIVIDU
31.SIFAT
INDIVIDU
Kelompok teori yang berada dalam tradisi
sosiopsikologi memberikan kontribusi yang sangat penting dalam upaya kita untuk
memahami komunikasi intrapersonal. Teori ini menjelaskan bagaimana kita
berpikir sebagai komunikator individu. Sebagian besar penelitian dibidang ini
bergerak dalam riset psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia (human behavior). Berbagai penelitian
yang dilakukan di bidang ini berupaya menjelaskan bagaimana, dan mengapa
individu bertingkah laku atau melalukan tindakan tertentu. Aspek komunikasi
dalam sosiolsikologi ini adalah untuk memahami bagaiman komunkasi individu
berpikir dan bertindak dalam situasi komunikasi? Dua teori dalam sosiopsikologi
yang sangat berpengaruh dan penting dalam komunikasi intrapersonal adalaj: 1)
teori sifat (trait theory); dan 2) teori kognitif (cognitif theory).
1.1.1
Teori Sifat
Suatu
sifat atau traits adalah karakteristik individu yang dapat dibedahkan dengan
individu lainnya. Sifat menunjukkan pola atau cara yang relatif tidak banyak
berubah (konsiten) mengenai bagaimana seseorang berpikir, merasakan dan tingkah
laku dalam bebagai situasi yang dihadapi.
Berbagai
kategori sifat komunikator telah lama dipelajari dalam riset komunkiasi namun
demikian terdapat tiga kategori sifat komunikator yang paling menarik dan
paling sering dibahas dalam literatur komunikasi, yaitu: a) sifat mementingkan
diri sendiri; b) sifat berdebat; dan c) sifat cemas.
1.1.1.1
Sifat Mementingkan Diri Sendiri
Dalam
literatur psikologi terdapat istilah conversational
narcissism untuk menggambarkan sifat komunikator yang cenderung
mementingkan diri sendirir. Narcissidm berarti
mencintai diri sendiri (self-love).
Istilah ini dikemukakan oleh Anita Vengelisti dan rekan yang mengertikannya sebagai the tendency to be self-absorbed in
conversation (kecenderungan untuk menjadikan diri melebur dalam
percakapan).
1.1.1.2
Sifat Bedebat
Komunikator
memilki sifat suka berdebat (argumentativeness)
jika ia memiliki kesenderungan untuk suka melibatkan diri dalam percakapan yang
membahas topik kontroversial. Komunikator dengan sifat ini cenderung bersifat
tegas dalam mengemukakan pandangannya terhadap suatu hal.
Komunikator
yang argumentatif cenderung memiliki sikap percaya diri dan tegas dengan
demikian tidak semua orang yang percaya diri memiliki sifat argumentatif.
1.1.1.3
Sifat Cemas
Mungkin
anda pernah mengalami perasaan gugup ketika berbicara dengan seseorang.
Sebagian orang pernag merasa gugup atau cemas ketika ia berkomunikasi. Banyak
penelitian telah dilakukan terkait dengan maslah kecemasan dalam komunikasi
atau communication anxiety (CA) ini.
Penelitian yang paling pepuler adalah yang dilakukan oleh James McCroskey, yang
menyatakan bahwa pada dasarnya setiap orang perna mengalami kesemasan
berkomunikasi namun adakalanya kecemasan itu bersifat berlebihan sehingga
menjadi tidak normal.
1.1.2
Faktor Sifat
Salah
satu model faktor sifat yang paling populer adalah dikemukakan Digman yang
menyatakan adanya lima faktor sifat yaitu:
1)
Sifat neurotisisme atau kecenderungan
untuk merasakan emosi negatif dan perasaan tidak bahagia (menderita).
2)
Sifat ekstraversi (extraversion), atau
kecenderungan untuk senang bergaul, menyukai kelompok lain, percaya diri, dan
berfikir optimas.
3)
Sifat terbuka (openness), atau kecenderungan untuk senang berpikir (reflctive).
4)
Sifat setuju (agreeableness), yaitu kecenderungan untuk menyukai atau bersimpati
terhadap orang lain.
5)
Sifat hati-hati atau kecenderungan untuk
bersikaf disiplin (sefl-disciplined)
tidak mudah menurut kata hati, serta menyelesaikan tugas dengan tuntas.
1.2 KOGNISI
INDIVIDU
Pada bagian ini,
kita akan membahas beberapa terori yang berada dalam tradisi pemikiran
sosiopsikologi yang membahas hal-hal tersebut yaitu: a) teori atribusi (attribution
theory); b) teori penilaian sosial (social judgement theory); dan c) teori
elaborasi (elaboration likelihood theory).
1.2.1
Teori Atribut
Fritz
Heider, pendiri teori atribut, mengemukakan beberapa penyebab dan mendorong
orang memiliki tingkah lakutetentu yaitu:
penyebab sistuasional
adanya pengaruh
personal
memiliki
kemampuan
adanya usaha
memiliki
keinginan
adanya perasaan
rasa memiliki
kewajiban
diperkenankan
1.2.2
Teori Penilaian Soaial
Teori penilaian sosial yang
membantu kita memahami komunikasi adalah mengenai perubahan sikap. Teori penilaian sosial menyatakan bahwa:
pertama, pesan yang berda dalam “wilayah
penerimaan”(latitude of acceptance) akan dapat mendorong perubahan sikap.
kedua, jika anda menilai suatu argumen
atau pesan masuk dalam wilayah penolakan (latitude of rejection) maka perubahan
sikap akan berkurang atau bahkan tidak ada.
ketiga, jika berbagai argumen yang anda
terima berada antara wilayah penerimaan dan wilayah dimana anada berpandangan
netral (concommitment) maka kemungkinan perubahan sikap anda akan dapat terjadi
walaupun berbagai argumen itu berda dengan argumen sendiri.
keempat, semakin besar keterlibatan ego
anda dalam suatu isu, semakin luas wilayah penoalakan, semakin kecil wilayah
netral maka akan semakin kecil perubahan sikap.
1.2.3
Teori Kemungkinan Elaborasi
Teori penilaian sosial yang
dijelaskan sebelumnya memberi petunjuk bahwa kita tidak selalu sadar sepenuhnya
ketika memberikan suatu penilaian terhadap suatu argumen atau isu yang kita
terima. Terkadang kita memberikan perhatian yang serius terhadap suatu masalah
namun hanya memberikan perhatian selintas terhadap masalah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar