Senin, 12 Januari 2015



BAB 3
INDIVIDU

31.SIFAT INDIVIDU
Kelompok  teori yang berada dalam tradisi sosiopsikologi memberikan kontribusi yang sangat penting dalam upaya kita untuk memahami komunikasi intrapersonal. Teori ini menjelaskan bagaimana kita berpikir sebagai komunikator individu. Sebagian besar penelitian dibidang ini bergerak dalam riset psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia (human behavior). Berbagai penelitian yang dilakukan di bidang ini berupaya menjelaskan bagaimana, dan mengapa individu bertingkah laku atau melalukan tindakan tertentu. Aspek komunikasi dalam sosiolsikologi ini adalah untuk memahami bagaiman komunkasi individu berpikir dan bertindak dalam situasi komunikasi? Dua teori dalam sosiopsikologi yang sangat berpengaruh dan penting dalam komunikasi intrapersonal adalaj: 1) teori sifat (trait theory); dan 2) teori kognitif (cognitif theory).
1.1.1        Teori Sifat
Suatu sifat atau traits adalah karakteristik individu yang dapat dibedahkan dengan individu lainnya. Sifat menunjukkan pola atau cara yang relatif tidak banyak berubah (konsiten) mengenai bagaimana seseorang berpikir, merasakan dan tingkah laku dalam bebagai situasi yang dihadapi.
Berbagai kategori sifat komunikator telah lama dipelajari dalam riset komunkiasi namun demikian terdapat tiga kategori sifat komunikator yang paling menarik dan paling sering dibahas dalam literatur komunikasi, yaitu: a) sifat mementingkan diri sendiri; b) sifat berdebat; dan c) sifat cemas.
1.1.1.1              Sifat Mementingkan Diri Sendiri
Dalam literatur psikologi terdapat istilah conversational narcissism untuk menggambarkan sifat komunikator yang cenderung mementingkan diri sendirir. Narcissidm berarti mencintai diri sendiri (self-love). Istilah ini dikemukakan oleh Anita Vengelisti dan rekan yang mengertikannya sebagai the tendency to be self-absorbed in conversation (kecenderungan untuk menjadikan diri melebur dalam percakapan).
1.1.1.2              Sifat Bedebat
Komunikator memilki sifat suka berdebat (argumentativeness) jika ia memiliki kesenderungan untuk suka melibatkan diri dalam percakapan yang membahas topik kontroversial. Komunikator dengan sifat ini cenderung bersifat tegas dalam mengemukakan pandangannya terhadap suatu hal.
Komunikator yang argumentatif cenderung memiliki sikap percaya diri dan tegas dengan demikian tidak semua orang yang percaya diri memiliki sifat argumentatif.


1.1.1.3              Sifat Cemas
Mungkin anda pernah mengalami perasaan gugup ketika berbicara dengan seseorang. Sebagian orang pernag merasa gugup atau cemas ketika ia berkomunikasi. Banyak penelitian telah dilakukan terkait dengan maslah kecemasan dalam komunikasi atau communication anxiety (CA) ini. Penelitian yang paling pepuler adalah yang dilakukan oleh James McCroskey, yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap orang perna mengalami kesemasan berkomunikasi namun adakalanya kecemasan itu bersifat berlebihan sehingga menjadi tidak normal.
1.1.2        Faktor Sifat
Salah satu model faktor sifat yang paling populer adalah dikemukakan Digman yang menyatakan adanya lima faktor sifat yaitu:
1)      Sifat neurotisisme atau kecenderungan untuk merasakan emosi negatif dan perasaan tidak bahagia (menderita).
2)      Sifat ekstraversi (extraversion), atau kecenderungan untuk senang bergaul, menyukai kelompok lain, percaya diri, dan berfikir optimas.
3)      Sifat terbuka (openness), atau kecenderungan untuk senang berpikir (reflctive).
4)      Sifat setuju (agreeableness), yaitu kecenderungan untuk menyukai atau bersimpati terhadap orang lain.
5)      Sifat hati-hati atau kecenderungan untuk bersikaf disiplin (sefl-disciplined) tidak mudah menurut kata hati, serta menyelesaikan tugas dengan tuntas.

1.2    KOGNISI INDIVIDU
Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa terori yang berada dalam tradisi pemikiran sosiopsikologi yang membahas hal-hal tersebut yaitu: a) teori atribusi (attribution theory); b) teori penilaian sosial (social judgement theory); dan c) teori elaborasi (elaboration likelihood theory).
1.2.1        Teori Atribut
Fritz Heider, pendiri teori atribut, mengemukakan beberapa penyebab dan mendorong orang memiliki tingkah lakutetentu yaitu:
penyebab sistuasional
adanya pengaruh personal
memiliki kemampuan
adanya usaha
memiliki keinginan
adanya perasaan
rasa memiliki
kewajiban
diperkenankan

1.2.2        Teori Penilaian Soaial

Teori penilaian sosial yang membantu kita memahami komunikasi adalah mengenai perubahan sikap. Teori  penilaian sosial menyatakan bahwa:
pertama, pesan yang berda dalam “wilayah penerimaan”(latitude of acceptance) akan dapat mendorong perubahan sikap.
kedua, jika anda menilai suatu argumen atau pesan masuk dalam wilayah penolakan (latitude of rejection) maka perubahan sikap akan berkurang atau bahkan tidak ada.
ketiga, jika berbagai argumen yang anda terima berada antara wilayah penerimaan dan wilayah dimana anada berpandangan netral (concommitment) maka kemungkinan perubahan sikap anda akan dapat terjadi walaupun berbagai argumen itu berda dengan argumen sendiri.
keempat, semakin besar keterlibatan ego anda dalam suatu isu, semakin luas wilayah penoalakan, semakin kecil wilayah netral maka akan semakin kecil perubahan sikap.

1.2.3        Teori Kemungkinan Elaborasi

Teori penilaian sosial yang dijelaskan sebelumnya memberi petunjuk bahwa kita tidak selalu sadar sepenuhnya ketika memberikan suatu penilaian terhadap suatu argumen atau isu yang kita terima. Terkadang kita memberikan perhatian yang serius terhadap suatu masalah namun hanya memberikan perhatian selintas terhadap masalah lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar