BAB
1
MEMAHAMI
TEORI KOMUNIKASI
1.1 STUDI
KOMUNIKASI
Walaupun
orang telah mempelajari komunikasi sejak zaman purbakala, namun perhatian
terhadap pentingnya komunikasi baru muncul belakangan yaitu awal abad ke-20.
Barnett Pearce (1989) menyebutkan munculnya peran komunikasi sebagai “pemenuan
revolusioner” (revolutionary discovery) yang sebagian besar disebabkan penemuan
teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, satelit, dan jaringan
komputer. Pada saat yang hampir bersamaan muncul dan berkembang industrialisasi,
tumbuhnya korporasi multinasional dan politik global.2
Studi akademik yang lebih serius terhadap ilmu
komunikasi dimulai setelah selesainya Perang Dunia 1. Selain karena farktor
kemajuan teknologi telekomunikasi, perhatian serius terhadap ilmu komunikasi
juga ditunjang munculnya pemikiran pragmatisme dan progresivisme dikalangan
para ahli ilmu sosial yang mendorong keinginan untuk memperbaiki masyarakat
mealalui perubahan sosial yang luas. Pada masa itu para akademisi mulai
melakukan penelitian atas kegiatan propaganda pemerintah dan pembentukan opini
publik. Para peneliti juga memulai studi mengenai sikap dan opini untuk
mengetahui bagaimana opini publik dan dipengaruhi oleh media massa. Pada
periode yang sama ilmu-ilmu sosial semakin berkembang terutama sosialogi dan
psikologi sosial yang muncul sebagai pemimpin dalam studi komunikasi.
Riset
sosiologi yang dilakukan pada tahun 1930-an kebanyakan menyelidiki bagaimana
komunikasi dapat mempengaruhi individu dan masyarakat. Adapun topik-topik riset
yang populer dalam bidang psikologi sosial ketika itu adalah : riset mengenai
efek film terhadap anak-anak, riset mengenai propaganda, persuasi, dan dinamika
kelompok. Riset lain yang sering dilakukan pada periode ini adalah pada bidang
pendidikan misalnya penggunaan radio dalam pendidikan, riset mengenai efek dari
berbagai jenis komunikasi terhadap siswa dikelas. Pada masa ini juga dimulai
pengajaran mengenai keahlian komunikasi dasar seperti public speaking dan dikusi kelompok.
Usai
Perang Dunia II, ilmu-ilmu sosial telah diakui sebagai disiplin ilmu
tersendiri. Minat para ahli terhadap ilmu psikologi dan sosial semakin kuat.
Riset Mengenai proses persuasi dan pengambilan keputusan (decision making)
dalam kelompok menjadi perhatian utama, tidak hanya dikalangan penelitian
tetapi juga masyarakat pada umumnya. Tidak lama setelah Perang Dunia II studi
komunikasi menjadi semakin intensif.
Pendekatan
terhadap studi komunikasi memiliki arah yang berbeda antara kelompok sarjana di
Eropa dan kelompok sarjana Amerika Serikat (AS). Di AS, para peneliti cenderung
mempelajari komunikasi dengan metode kuantitatif telah digunakan di AS selama
bertahun-tahun. Sebaiknya, para sarjana dan peneliti sosial di Eropa lebih
banyak dipengaruhi oleh sejarah dan budaya serta sangat dipengaruhi ajaran
Marxisme. Selama bertahun-tahun perbedaaan pandangan telah menimbulkan
ketegangan antara dua tradisi keilmuan ini, namun demikian dalam perkebangannya
kedua kelompok pemikiran ini saling memengaruhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar