Senin, 12 Januari 2015



BAB 1
MEMAHAMI TEORI KOMUNIKASI

1.1    STUDI KOMUNIKASI
Walaupun orang telah mempelajari komunikasi sejak zaman purbakala, namun perhatian terhadap pentingnya komunikasi baru muncul belakangan yaitu awal abad ke-20. Barnett Pearce (1989) menyebutkan munculnya peran komunikasi sebagai “pemenuan revolusioner” (revolutionary discovery) yang sebagian besar disebabkan penemuan teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, satelit, dan jaringan komputer. Pada saat yang hampir bersamaan muncul dan berkembang industrialisasi, tumbuhnya korporasi multinasional dan politik global.2
Studi  akademik yang lebih serius terhadap ilmu komunikasi dimulai setelah selesainya Perang Dunia 1. Selain karena farktor kemajuan teknologi telekomunikasi, perhatian serius terhadap ilmu komunikasi juga ditunjang munculnya pemikiran pragmatisme dan progresivisme dikalangan para ahli ilmu sosial yang mendorong keinginan untuk memperbaiki masyarakat mealalui perubahan sosial yang luas. Pada masa itu para akademisi mulai melakukan penelitian atas kegiatan propaganda pemerintah dan pembentukan opini publik. Para peneliti juga memulai studi mengenai sikap dan opini untuk mengetahui bagaimana opini publik dan dipengaruhi oleh media massa. Pada periode yang sama ilmu-ilmu sosial semakin berkembang terutama sosialogi dan psikologi sosial yang muncul sebagai pemimpin dalam studi komunikasi.
Riset sosiologi yang dilakukan pada tahun 1930-an kebanyakan menyelidiki bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi individu dan masyarakat. Adapun topik-topik riset yang populer dalam bidang psikologi sosial ketika itu adalah : riset mengenai efek film terhadap anak-anak, riset mengenai propaganda, persuasi, dan dinamika kelompok. Riset lain yang sering dilakukan pada periode ini adalah pada bidang pendidikan misalnya penggunaan radio dalam pendidikan, riset mengenai efek dari berbagai jenis komunikasi terhadap siswa dikelas. Pada masa ini juga dimulai pengajaran mengenai keahlian komunikasi dasar seperti public speaking dan dikusi kelompok.
Usai Perang Dunia II, ilmu-ilmu sosial telah diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Minat para ahli terhadap ilmu psikologi dan sosial semakin kuat. Riset Mengenai proses persuasi dan pengambilan keputusan (decision making) dalam kelompok menjadi perhatian utama, tidak hanya dikalangan penelitian tetapi juga masyarakat pada umumnya. Tidak lama setelah Perang Dunia II studi komunikasi menjadi semakin intensif.
Pendekatan terhadap studi komunikasi memiliki arah yang berbeda antara kelompok sarjana di Eropa dan kelompok sarjana Amerika Serikat (AS). Di AS, para peneliti cenderung mempelajari komunikasi dengan metode kuantitatif telah digunakan di AS selama bertahun-tahun. Sebaiknya, para sarjana dan peneliti sosial di Eropa lebih banyak dipengaruhi oleh sejarah dan budaya serta sangat dipengaruhi ajaran Marxisme. Selama bertahun-tahun perbedaaan pandangan telah menimbulkan ketegangan antara dua tradisi keilmuan ini, namun demikian dalam perkebangannya kedua kelompok pemikiran ini saling memengaruhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar