BAB
2
TRADISI
TEORI KOMUNIKASI
2.1
FENOMENOLOGI
Tradisi
fenomenologi menfokuskan perhatiannya terhadap pengalaman sadar seorang
individu. Teori komunikasi yang masuk dalam tradisi fenomenologi berpandangan
bahwa manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka, sehingga
mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung
dengan lingkungan. Tradisi fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada
persepsi dan interpertasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori
ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan
memiliki otoritas lebih besar daripada hipotesa penelitian sekalipun.
Kata
fenomenologi berasal dari kata phenomenon
yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi
individu. Fenomenologi (phenomenology)
menggunakan pengalaman langsung sebagai cara untuk memahami dunia. Orang
mengetahui pengalaman atau peristiwa dengan cara mengujinya secara sadar
melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki orang bersangkutan. Maurice Marleau
– Ponty, salah seorang pendukung tradisi ini, menulis : “All my knowlegde of the world, even my scientific knowlegde, is gained
from my own particularc point of view, or from some experience of the world”13
(seluruh pengetahuan saya mengenai dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya,
diperoleh dari pandangan saya sendiri, atau dari pengalaman di dunia).
Fenomenologi
menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realita. Apa
yang dapat diketahui seseorang adalah apa yang dialaminya. Jika anda ingin
mengetahui apaka itu “Cinta” maka anda tidak akan bertanya kepada orang lain
tetapi anda langsung memahami cinta dari penglaman langsung diri anda sendiri.
Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi.
Pertama,
pengetahuan adalah kesadaran. Pengetahuan tidak disimpulka dari pengalaman
namun ditemukan secara langsung dari pengalaman
Kedua,
makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu itu pada hidup seseorang.
Ketiga,
bahasa adalah “kendaraan makna” (vehicle
meaning). Kita mendapat pengalaman melalui bahasa yang digunakan untuk
mendefinisikan dan menjelaskan dunia kita.
Proses
interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam fenomenologi.
Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu pengalaman. Dengan
demikian interpretasi akan terus berubah bolak-balik, sepanjang hidup antara
pengalaman dengan makna yang diberikan kepada setiap pengalaman baru. Tradisi
fenomenologi ini terbagi lagi kedalam tiga bagian yaitu : 1) fenomenologi
klasik; 2) fenomenologi persepsi; dan 3) fenomenologi hermenetik.
1. Fenomenologi
Klasik
Edmund
Husserl, tokoh pendiri fenomenologi modern, adalah salah satu pemikir
fenomenologo klasik. Hurserl melalui buku-bukunya yang ditulis pada periode
pertengahan abad ke-20,berupaya mengembangkan suatu metode untuk menemukan
kebenaran melalui pengalaman langsung. Menurutnya orang harus berdisiplin dalam
menerima pengalaman itu. Dengan kata lain, pengalaman sadar individu adalah
jalan yang tepat untuk menemukan realitas. Hanya melalau “perhatian sadar” (conscious attention) kebenaran dapat
diketahui.
Pandangan
Husserl ini dinilai sebagai sangat objektif karena the world can be experienced without the knower bringing hir or her own
categories to bear on the process.
2. Fenomenologi
Persepsi
Namaun
kebanyakan penduduk tradisi fenomenogi dewasa ini menolak pandangan Husserl
tersebut. Mereka justus mendukung gagasan bahwa pengalaman adalah subjektif,
tidak objektif sebagaimana pandangan Husserl. Mereka percaya bahwa
subjektivitas justru sebagai pengetahuan yang penting. Tokoh penting dalam
tradisi ini adalah Maurice Merleau-Ponty yang pandangannya dianggap mewakili
gagasan mengenai fenomenologi persepsi (Phenomenology
of perception) yang dinilai sebagai penolakan terhadap pandangan objektif
namun sempit dari Husserl.
3. Fenomenology
Hermenetik
Cabang
ketiga dalam tradisi ini disebut dengan fenomenology hermenetik (hermeneutic phenomenology) yang mirip
dengan fenomenologi persepsi namun dikembangkan secara lebih luas dengan
menerapkan secara lebih komprehensip dalam komunikasi. Tokoh dibidang ini
adalah Martin Heidegger yang dikenal dengan karyanya philosophial hermeneutic. Hal paling penting bagi Heidegger adalah
“pengalaman alami” (natural experience) yang terjadi begitu saja ketika orang
hidup di dunia. Bagi Heidegger, realitas terhadap sesuatu yang tidak dapat
diketahui hanya melalui analisis yang hati-hati melalui pengalaman alami yang
terbentuk melalui penggunaan bahasa dalam kehidupan setiap hari. Apa yang alami
adalah apa yang dialami melalu penggunaan alami bahasa dalam konteks. “ it is in words and language that things
first come into being and are” (dalam kata-kata dan bahaslah sesuatu itu
terwujud pertama kali dan ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar