Senin, 12 Januari 2015



BAB 2
TRADISI TEORI KOMUNIKASI

2.1 FENOMENOLOGI
Tradisi fenomenologi menfokuskan perhatiannya terhadap pengalaman sadar seorang individu. Teori komunikasi yang masuk dalam tradisi fenomenologi berpandangan bahwa manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka, sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan. Tradisi fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpertasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar daripada hipotesa penelitian sekalipun.
Kata fenomenologi berasal dari kata phenomenon yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi individu. Fenomenologi (phenomenology) menggunakan pengalaman langsung sebagai cara untuk memahami dunia. Orang mengetahui pengalaman atau peristiwa dengan cara mengujinya secara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki orang bersangkutan. Maurice Marleau – Ponty, salah seorang pendukung tradisi ini, menulis : “All my knowlegde of the world, even my scientific knowlegde, is gained from my own particularc point of view, or from some experience of the world”13 (seluruh pengetahuan saya mengenai dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari pandangan saya sendiri, atau dari pengalaman di dunia).
Fenomenologi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realita. Apa yang dapat diketahui seseorang adalah apa yang dialaminya. Jika anda ingin mengetahui apaka itu “Cinta” maka anda tidak akan bertanya kepada orang lain tetapi anda langsung memahami cinta dari penglaman langsung diri anda sendiri. Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi.
  Pertama, pengetahuan adalah kesadaran. Pengetahuan tidak disimpulka dari pengalaman namun ditemukan secara langsung dari pengalaman
  Kedua, makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu itu pada hidup seseorang.
  Ketiga, bahasa adalah “kendaraan makna” (vehicle meaning). Kita mendapat pengalaman melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan menjelaskan dunia kita.
Proses interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam fenomenologi. Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu pengalaman. Dengan demikian interpretasi akan terus berubah bolak-balik, sepanjang hidup antara pengalaman dengan makna yang diberikan kepada setiap pengalaman baru. Tradisi fenomenologi ini terbagi lagi kedalam tiga bagian yaitu : 1) fenomenologi klasik; 2) fenomenologi persepsi; dan 3) fenomenologi hermenetik.

1.      Fenomenologi Klasik
Edmund Husserl, tokoh pendiri fenomenologi modern, adalah salah satu pemikir fenomenologo klasik. Hurserl melalui buku-bukunya yang ditulis pada periode pertengahan abad ke-20,berupaya mengembangkan suatu metode untuk menemukan kebenaran melalui pengalaman langsung. Menurutnya orang harus berdisiplin dalam menerima pengalaman itu. Dengan kata lain, pengalaman sadar individu adalah jalan yang tepat untuk menemukan realitas. Hanya melalau “perhatian sadar” (conscious attention) kebenaran dapat diketahui.
Pandangan Husserl ini dinilai sebagai sangat objektif karena the world can be experienced without the knower bringing hir or her own categories to bear on the process.

2.      Fenomenologi Persepsi
Namaun kebanyakan penduduk tradisi fenomenogi dewasa ini menolak pandangan Husserl tersebut. Mereka justus mendukung gagasan bahwa pengalaman adalah subjektif, tidak objektif sebagaimana pandangan Husserl. Mereka percaya bahwa subjektivitas justru sebagai pengetahuan yang penting. Tokoh penting dalam tradisi ini adalah Maurice Merleau-Ponty yang pandangannya dianggap mewakili gagasan mengenai fenomenologi persepsi (Phenomenology of perception) yang dinilai sebagai penolakan terhadap pandangan objektif namun sempit dari Husserl.

3.      Fenomenology Hermenetik
Cabang ketiga dalam tradisi ini disebut dengan fenomenology hermenetik (hermeneutic phenomenology) yang mirip dengan fenomenologi persepsi namun dikembangkan secara lebih luas dengan menerapkan secara lebih komprehensip dalam komunikasi. Tokoh dibidang ini adalah Martin Heidegger yang dikenal dengan karyanya philosophial hermeneutic. Hal paling penting bagi Heidegger adalah “pengalaman alami” (natural experience) yang terjadi begitu saja ketika orang hidup di dunia. Bagi Heidegger, realitas terhadap sesuatu yang tidak dapat diketahui hanya melalui analisis yang hati-hati melalui pengalaman alami yang terbentuk melalui penggunaan bahasa dalam kehidupan setiap hari. Apa yang alami adalah apa yang dialami melalu penggunaan alami bahasa dalam konteks. “ it is in words and language that things first come into being and are” (dalam kata-kata dan bahaslah sesuatu itu terwujud pertama kali dan ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar